Rabu, 24 Juni 2020

GELIAT LITERASI

Geliat Literasi “Students Dream” Inovasi Tiada Henti

di Kampus Bermartabat SMA N 1 Payakumbuh

 

Kegiatan literasi di sekolah kami sudah berlangsung sejak lama. Jauh sebelum literasi menjadi program nasional. “Student Dream” salah satu bentuk program literasi sekolah yang sudah kami rintis semenjak tahun 2012. “Student Dream” merupakan kegiatan khusus siswa kelas XII yang mengeksploitasi minat, bakat dan cita-cita peserta didik dengan potensi dan pashion masing-masing. Terutama dalam memilih perguruan tinggi yang di impikan sesuai kerja keras, kesungguhan dan doa yang selalu di panjatkan.

Kegiatan literasi ini berawal dari munculnya sebuah ide untuk membantu siswa agar bisa diterima lebih banyak di perguruan tinggi negeri favorit di seluruh Indonesia. Begitu tingginya antusias siswa kelas XII saat itu sehingga pihak sekolah harus menyediakan waktu satu minggu untuk menfasilitasi mereka mempresentasikan tulisannya. Dalam presentasi yang di lakukan di aula sekolah para siswa kelas XII di dampingi oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bahasa Indonesia dan guru BK.

Program “Student Dream” di susun oleh siswa secara perorangan, kegiatan ini di laksanakan di bulan desember setelah ujian semester satu berlangsung. Setiap siswa kelas XII di wajibkan menyusun makalah sendiri, dengan bimbingan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Makalah yang disusun berisi uraian cita-cita, perguruan tinggi yang diminati meliputi kelebihan dan kekurangan masing-masing perguruan tinggi. Serta memuat alasan mengapa mereka memilih perguruan tinggi tersebut. Di bahas juga peluang kerja yang bisa mereka raih setelah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi itu.

Program “Student Dream” ternyata sangat membantu menumbuhkan dan meningkatkan minat baca sekaligus menulis siswa. Siswa termotivasi menggali berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mengeksploitasi perguruan tinggi yang mereka inginkan. Setelah makalah disusun dan dijilid maka makalah tersebut dikumpulkan ke guru bahasa Indonesia masing-masing. Untuk selanjutnya di koreksi oleh guru dan di kembalikan ke siswa jika ada bagian yang harus diperbaiki. Tahapan berikutnya setelah di perbaiki oleh siswa, makalah tersebut dikumpulkan kembali untuk di seleksi lima terbaik untuk masing-masing kelas.

Lima makalah terbaik ini akan di presentasikan di depan seluruh siswa kelas XII. Dalam penyampaian makalah, masing-masing pemakalah diberi waktu lima belas menit. Setelah presentasi, dibuka sesi tanya jawab antara pemakalah dengan audien. Pada sesi ini pemakalah akan memaparkan kelebihan berikut peluang kerja yang akan dapat diraihnya dengan memilih perguruan tinggi yang diminatinya. Di akhir sesi akan ada ulasan dari guru BK, terkait dengan makalah yang telah di presentasikan. Kegiatan ini biasanya menghabiskan waktu lebih kurang satu minggu. Karena banyaknya jumlah rombel, dan rata-rata siswa memilih perguruan tinggi yang berbeda.

Pembukaan kegiatan “Student Dream”di aula SMA N 1 Payakumbuh











Program “Student Dream” ini sudah berjalan selama enam tahun di sekolah kami, dan hasilnya sungguh diluar dugaan. Apa yang awalnya kami rasakan begitu berat dikala harus memaksa siswa kelas XII untuk melahirkan sebuah karya tulis yang baik dan representatif, ternyata melahirkan buah yang manis, program ini dapat menghantarkan ratusan bahkan telah ribuan bila di hitung semenjak tahun 2012, banyak siswa siswi kami dapat memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita mereka. Program ini telah menjadi ikon sekolah kami, dan akan terus kami jalankan karena satu-satunya SMA N yang mempunyai program pengiat literasi di Payakumbuh adalah sekolah kami, SMA N 1 Payakumbuh.

 








 

 

 

 

 


 

 

 

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 













 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kamis, 18 Juni 2020

KU INGIN YANG BARU

Ku Ingin Yang Baru

By : Oria Lasmana

Dalam kesunyian di sudut kamar ini

Di atas peraduan dingin tubuh ini berharap letih

Namun mata ini enggan terlelap

Mereka masih gagah menatap langit-langit bisu yang jera bicara

Memanggil telinga untuk mendengar lantunan doa-doa pada sang Pencipta

Berharap pada angin malam berhenti membuat dingin

Agar dalam sepi aku dapat mengungkai kata

 

365 hari yang telah berlalu, aku memanggil, berteriak, menagis dan tertawa

Dalam luka yang menggores dan mengalirkan air mata

Dalam karya yang mengukir aksara dan makna

Pada cinta yang mekar membara dan menggila

Namun Aku hanya makhluk hina, kumuh dan berlumur dosa

 

Wahai Pencipta ku, pemilik jiwa raga ku

Dengarkan jeritan hati ku yang hina berlumur dosa

Yang selalu meminta lebih, namun kadang kikir berbagi

Yang melalaikan perintah mu dengan berjuta alasan

Berikan aku waktu di masa datang

Untuk  tetap menjadi wonder woman mereka

 

Wahai Pencipta ku, pemilik jiwa raga ku

Berikan aku yang baru, berikan aku jiwa yang baru

Berikan aku hati yang bersih, jauh dari iri dengki

Berikan aku semangat yang baru, untuk bisa mengarungi lautan tak bertepi ini

Berikan aku tujuan hidup yang baru, agar aku tetap bangga akan diriku

Ku ingin yang baru, di tahun yang baru

Kabulkan permintaan dalam kesendirian ditengah keramaian ini

PENILAIAN BERBASIS KELAS

PENILAIAN BERBASIS KELAS

 

Ditulis oleh : Oria Lasmana, M.Pd

Guru SMA N 1 Payakumbuh

 

Aktivitas guru selaku fasilitator dalam  proses pembelajaran, tidak dapat lepas dari kegiatan penilaian. Penilaian pada “kurikulum berbasis kompetensi” adalah penilaian berbasis kelas yang digunakan untuk menggambarkan suatu penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis kelas bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

Penilaian berbasis kelas secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas diantaranya : (1) Valid dan reliabel (Sahih dan terandalkan). (2)Mendidik, (3) Berorientasi pada kompetensi, penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum. (4) Adil dan objektif, penilaian harus adil dan objektif terhadap semua peserta didik dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. (5) Terbuka, kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan. (6) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar peserta didik. (7) Menyeluruh, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilaksanaan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dampak pengiring, dan metakognitif serta berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik. (8) Bermakna, penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

(1)     Tes, berupa tes tertulis (objektif dan uraian) dan tes lisan.

(2)     Penilaian unjuk kerja, penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas peserta didik sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati.

(3)     Hasil kerja/Produk, Penilaian hasil kerja atau poduk merupakan penilaian kepada peserta didik dalam mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), alat peraga murah, barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

(4)     Penugasan/Proyek, Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung aspek investigasi harus selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data.

(5)     Portofolio, Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.

(6)     Penilaian sikap, Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan peserta didik terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

(7)     Penilaian diri/Self Assessment, Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.